Kamis, 16 Desember 2010

Hubungan Pasar Bebas dengan Etika Bisnis

Pasar bebas adalah suatu pasar dimana harga barang-barang dan jasa disusun secara lengkap oleh ketidak saling memaksa yang disetujui oleh para penjual dan pembeli, ditetapkan pada umumnya oleh hukum penawaran dan permintaan dengan tanpa campur tangan pemerintah dalam regulasi harga, penawaran dan permintaan.

Perdagangan Internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor. Secara teori, semuha hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas. Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik karena melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar.

Dari usaha membuat penilaian terhadap efisiensi system pasar bebas perlu
diperhatikan 3 hal :

1. Ciri – ciri system pasar bebas
2. Kritik – kritik terhadap system pasar bebas
3. Pendekatan teori dalam menerangkan pola kegiatan dalam suatu perekonomian pasar bebas

Pada dasarnya dalam membuat penilaian keatas efisiensi system pasar bebas dari peranan pemerintah dalam memperbaiki system pasar bebas sehingga ia dapat beroperasi lebih ideal yaitu dapat mengembangkan ekonomi dan pada waktu yang sama meningkatkan kemakmuran untuk seluruh masyarakat.

Untuk memahami operasi dari suatu system pasar bebas perlu dilihat bagaimana system tersebut menyelesaikan masalah “apa, bagaimana dan untuk apa “ dan juga bagaimana system itu membuat penyesuaian terhadap berbagai perubahan yang berlaku diberbagai pasar dalam perekonomian. Dalam memenuhi kebutuhan itu perlulah dilihat interaksi yang berlaku dipasar barang dan pasar factor produksi melalui analisis keseimbangan sebagian dan analisis keseimbangan umum.

Dalam analisis keseimbangan dtunjukan bagaimana perubahan keadaan disesuatu pasar barang akan mempengaruhi pasar factor barang tersebut. Sedangkan analisis keseimbangan umum menerangkan hubungan saling mempengaruhi dari berbagai barang dipasar barang dan dipasar factor.


Kebaikan pasar bebasa meliputi aspek – aspek berikut :

1. Secara teori diharapkan factor – factor produksi akan digunakan secara optimal karena bersifat produktif dan alokatif. Efisiensi ini menyebabkan kesejahteraan masyarakat dapat dimaksimumkan.
2. Apabila terjadi perubahan dalam perekonomian, pasar bebas dapat melakukan penyesuaian dengan cepat dan kegiatan ekonomi tetap dapat beroperasi dengan baik.
3. Sebagai akibat dari tercapainya ekonomi yang lebih cepat dalam jangka pendek dan jangka panjang.
4. Pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang disukainnya.

Disamping itu sejak lama ahli - ahli ekonomi telah melihat beberapa kelemahan berikut dari system pasar bebas :

a. Operasinya dapat menimbulkan beberapa efek external yang negative.
b. Dalam system tersebut barang public kurang diproduksikan, sedangkan barang merit biayanya sangat tinggi dan tidak menguntungkan masyarakat.
c. Dalam jangka panjang mekanisme pasar cenderung mewujudkan kekuasaan monopoli oleh perusahaan tersebut.
d. Distribusi pendapatan cenderung untuk menjadi semakin buruk.
e. Ada kalanya penyesuaian yang diharapkan tidak berlaku dan sebagai akibatnya masalah yang timbul semakin buruk.

Peran Pemerintah dalam Pasar Bebas

Untuk mengatasi kelemahan tersebut pemerintah perlu campur tangan dalam system pasar bebas. Campur tangan tersebut dapat dibedakan pada 3 bentuk :

a. Menciptakan undang – undang dan peraturan yang bertujuan agar kelemahan system pasar bebas dihindari dan operasi ekonomi serta persaingan menjadi efisien.

b. menjalankan sendiri beberapa kegiatan ekonomi. Bidang – bidang dimana pemerintah terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi adalah :
1. menghasilkan barnag public
2. menghasilkan barang merit yang baik
3. jalankan sendiri perusahaan – perusahaan yang penting artinya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c. Bentuk lain campur tangan pemerintah adalah menjalankan :
1. Kebijakan fiscal yaitu membuat perubahan dalam pajak dan belanja pemerintah
2. Kebijakan moneter yaitu mengatur pertambahan penawaran uang dan mempengaruhi penentuan suku bunga dalam perekonomian.

Campur tangan melalui kedua – duanya kebijakan ini adalah untuk meningkatkan kegiatan ekonomi, mempercepat pertumbuhan , meningkatkan kemakmuran dan menyamaratakan pendapatan masyarakat.

Hubungannya dengan etika bisnis yaitu sangat berkaitan karena dalam pasar bebas diperlukan etika bisnis yang baik agar kegitan pasar bebas dapat berjalan dijalurnya tanpa ada human error dan tindak kejahatan yang mungkin terjadi.

Etika bisnis penting karena pasar bebas tempat bertemunya banyak perusahaan sehingga harus benar – benar menjaga kode etik perusahaan agar tidak mempermalukan perusahaan. Dalam pasar bebas juga perlu adanya campur tangan pemerintah jika pasar bebas tersendat dan tidak berjalan dengan semestinya karena pemerintah dapat menengahi keadaan dengan kebijakan – kebijakan yang dimiliki.

Referensi :
Sadono sukirno. 2010, Edisi Ketiga, Mikro Ekonomi Teori Pengantar
http://ekonomi-indonesia-bisnis.infogue.com/tantangan_pasar_bebas_indonesia
http://community.gunadarma.ac.id/user/blogs/view/name_esapunya14/id_8995/title_perdagangan-bebas-di-indonesia/

Kamis, 25 November 2010

Konflik yang Terjadi di Perusahaan Vs Masyarakat

Perusahaan manapun pasti pernah mengalami konflik internal. Mulai dari derajat dan lingkup konflik yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak konflik dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.

Konflik itu sendiri merupakan proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif.

Faktor-faktor kondisi konflik (Robbins, Sthepen ,2003, Perilaku Organisasi):
• Harus dirasakan oleh pihak terkait
• Merupakan masalah persepsi
• Ada oposisi atau ketidakcocokan tujuan, perbedaan dalam penafsiran fakta, ketidaksepakatan pada pengharapan perilaku
• Interaksi negatif-bersilangan
• Ada peringkat konflik dari kekerasan sampai lunak.

Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis konflik:

• Konflik vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi, manajemen kompensasi dan karir.

• Konflik Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.

• Konflik di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki tugas berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan. Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam jumlah besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang. Sementara divisi keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena terbatasnya anggaran. Misal lainnya antara divisi produksi dan divisi pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan produk yang beragam sesuai permintaan pasar. Sementara divisi produksi hanya mampu memproduksi jumlah produksi secara terbatas karena langkanya sumberdaya manusia yang akhli dan teknologi yang tepat.

• Konflik peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya uraian pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem koordinasi yang tidak jelas.

Dari semua konflik diatas dapat disimpulkan bahwa Konflik adalah suatu perbedaan asumsi, pendapat, sudut pandang dan persepsi mengenai hal tertentu yang berujung munculnya gesekan atau perselisihan bahkan bisa menyebabkan pertengkaran ( perang ).

Contoh Konflik :

Sengketa Tanah PT Tanjung Redep Hutani dengan Masyarakat maupun Pemerintah Daerah.

Latar belakang :

• Masyarakat manganggap tanah tersebut milik nenek moyang mereka
• Penyerobotan lahan dengan alasan untuk bertahan hidup
• Kebijakan pemerintah daerah yang tidak memperhitungkan lokasi
• Overlap kewenangan pemerintah pusat dan daerah
• Aparat desa merasa berwenang atas lahan tersebut

Penyelesaian :
• Ganti rugy tanam tumbuh
• Ganti rugi tanah
• Bagi hasil keuntungan
• Kompensasi peningkatan intensitas kegiatan
• Proses hukum dan pengadilan

Analisis menurut etika bisnis :

Penyelesaiannya sudah tepat dengan membagi hasil, ganti rugi tanah, ganti tanam tumbuh dan proses hukum. PT bertindak tepat karena tidak sewenang – wenang menggunakan tanah tanpa memikirkan masyarakat sekitar yang menganggap tanah tersebut adalah mili mereka.

Tetapi masyarakat juga harus mengerti kalau tanah tersebut sudah resmi dibeli oleh PT dengan surat yang lengkap. Kecuali PT tidak memiliki surat – surat tanah maka masyarakat berhak menggunakan lahan tersebut untuk pertanian.

Referensi :
http://www.konflik.rimbawan.com/pdf-16sept05/500kasus-FINALE.pdf
http://ronawajah.wordpress.com/2007/06/07/konflik-dalam-perusahaan/

Jumat, 19 November 2010

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN INDOSAT

Teori CSR

Tanggung jawab social perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibility) menurut Jimmy Wales adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

Menurut Yusuf Yudi Prayudi Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah program yang mengimplementasikan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan kepada masyarakat luas.

Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.

Kebijakan CSR diambil bukan hanya berdasarkan factor keuangan tetapi harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Semakin kedepan perusahaan akan semakin mengalami permasalahan yang beragam seperti permasalahan perusakan lingkungan dan masalah etika sehingga diperlukan pengambilan kebijakan CSR yang tepat karena itu beberapa investor dan perusahaan manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka atau disebut juga "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible investing).

Bentuk CSR yang sering digunakan perusahaan :
• Sumbangan social
• Pembangunan bantuan
• Baesiswa
• Pendirian yayasan social
• Menjadi sukarelawan, dan lain – lain.

Dalam membuat suatu bentuk laporan pada perusahaan CSR memiliki bebrapa standarisasi yaitu dalam hal :
• Laporan Akuntabilitas atas standar AA1000
• Global Reporting Initiative, merupakan standar acuan laporan berkelanjutan
• Acuan pemantauan Verite
• Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000
• Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000.

Dalam CSR dikenal juga Alasan Terkait Bisnis yang mempunyai beberapa argumen yang antara lain :
• Sumberdaya manusia
• Manajemen risiko
• Membedakan merek
• Ijin usaha
• Motif perselisihan bisnis

Contoh perusahaan

PT Indosat Tbk mengajak Universitas Yarsi Jakarta untuk bekerjasama dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Corporate Social Responsibility pada 2007 yang lebih ditekankan untuk dunia pendidikan pada tahun 2006 dengan tema Indonesia Belajar. Bentuk kerjasama tersebut antara lain berupa kesempatan magang di Indosat bagi mahasiswa dan dosen Universitas Yarsi, penelitian bersama, misalnya untuk melakukan survey di kampus. Bukan hanya itu PT Indosat juga mengajak koperasi kampus untuk mengembangkan bisnis seluler yang terpadu. Tujuan CSR Indosat dalam dunia pendidikan adalah untuk membagi `soft skill` dan aspek tehnologi yang dipunyai Indosat kepada dosen dan terutama mahasiswanya agar siap menghadapi dunia kerja yang makin kompetitif.

CSR adalah suatu bentuk kebijakan untuk membantu meningkatkan perkembangan dan kemajuan perusahaan agar dapat terus berjalan dan tetap hidup dalam dunia bisnis. Perusahaan dapat memajukan lingkungan sekitar dan juga membuat etika yang baik sehingga mendapatkan tanggapan yang bagus dari konsumen dan masyarakat. CSR juga dapat menjadi sebuah promosi atau iklan agar mendapat perhatian dari masyarakat sehingga menjadi pembeda yang unik dari perusahaan lain.

CSR juga membuktikan kepedulian perusahaan kepada masyarakat sekitar atau relasi komunitas sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. Tetapi CSR bukan hanya sekedar kegiatan amal, CSR juga mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan perusahaan. Jadi perusahaan harus membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham (Investor), yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.

Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
http://prayudi.wordpress.com/2007/05/21/csr/
http://www.scribd.com/doc/5065990/Hambatan-dalam-penerapan-CSR

Senin, 01 November 2010

Mengamati Suatu Iklan...

Kalau dilihat2 dari iklan ini nampak sekali ingin memberitahukan makna dari tulisan itu! kenapa bisa saya bilang begitu yaitu dari :
1. Tulisan tong kosong nyaring bunyinya : sepertinya kalimat tersebut ingin menyaingi pesaingnya yang suka menampilkan iklan.
2. Hati2 janji si NOL : disini terlihat bahwa dengan melihat gambarnya sedang menyaingi rivalnya.
3. Janji : baru kata – kata ini mulai ingin membuktikan bahwa iklan ini selalu menempati janji dengan tetap termurah dengan Rp 1.
4. Dan dengan ditambah dibawah iklan tersebut memberi embel – embel yang membuat orang yang melihat atau membaca iklan ini makin yakin menggunakan produk ini.

Dapat dikatakan bahwa dalam iklan ini ada beberapa kelebihan atau pun keuntungannya yaitu :
1. Iklan ini memberi informasi detail dengan memberikan kata – katanya.
2. Dengan memberikan janji kepada konsumen atau pelanggan agar tetap menggunakan kartu ni karna tariff yang tetap termurah.
3. Serta iklan ini memberi tahu dengan embel – embel dengan tariff murah se Indonesia.
4. Serta memberitahukan bahwa dengan pulsa Rp 5000 konsumen atau pelanggan dapat menggunakan tarif Rp 1 dengan menelfon lama selama 29 menit.

Sedangan didalam iklan ni juga ada beberapa kekurangan yaitu :
1. Iklan ini kurang dimengerti dalam kata – katanya.
2. Seharusnya dalam menggunakan kata – kata table perbandingan agak diperbesar sedikit agar yang membaca dapat mengetahuinya.
3. Iklan ini juga seharusnya memberitahukan bahwa memang benar – benar tidak ada syarat dalam menggunakannya, agar pada saat mereka menggunakan kartu ini tidak kecewa karna takutnya pada saat menggunkannya ternyta kita harus mendaftar atau da beberapa syarat lainnya…. 

Jadi disini saya dapat menyimpulkan bahwa didalam suatu iklan apapun ada beberapa kelebihan atau kekurangan didalamnya. Sebagaimana didalam iklan xl ni setelah saya amati ternyta iklan ini masih da beberapa kekurangan walupun sebenarnya iklan ini sudah termasuk iklan yang baik dengan menggunkan kata – kata yang tidak terlalu menyindir pesaingnya. Karna ada beberapa iklan yang memang didalam menggunakan atau menayangkan iklanya terlalu menyindir pesaingnya…. 

Referensi :
http://bramrider.files.wordpress.com/2007/10/xl.jpg
http://bramrider.wordpress.com/2007/10/09/dian-sastro-diserang-wanita-berlabel-1-rupiah/

Kamis, 07 Oktober 2010

Budaya Kerja Perusahaan Samsung

Ko difokuskan sambutannya pada apa budaya perusahaan membuat Samsung menjadi perusahaan terkemuka hari ini. "Pada abad 21, harus ada tema 'tertentu' untuk berhasil dalam informasi-meluap dunia. Dan Samsung adalah salah satu perusahaan terbaik yang memilih tema yang benar. "

Kemudian Ko menjelaskan bahwa 'budaya Samsung' mulai dari Lee Beong-chul, pendiri Samsung yang tidak hanya bercita-cita untuk membuat perusahaannya yang terbaik tetapi juga mengembalikan keuntungan kepada masyarakat Seperti Lee Gun-hee menjadi CEO berikutnya Samsung, ia membentuk dua tema utama, 'Philanthropism' dan 'Investasi Sosial', setelah keynote ayahnya. Ko menekankan bahwa bahkan dalam persaingan tajam 21 abad, Lee Gun-hee tidak lupa untuk berkontribusi pada kesejahteraan sosial dan global, dan itu adalah bagaimana Samsung bisa tumbuh sebesar ini.

Kwon Hae-won (Fresh., University College, Foreign Language & Lit.), Yang mendengarkan pidato itu, mengatakan, "Setelah mendengarkan ceramah, aku bisa menyadari bahwa apa yang menjadi dorongan utama perkembangan Samsung dan betapa pentingnya budaya perusahaan adalah perusahaan. "Ini adalah kesempatan yang berharga untuk Yonseians yang tertarik dengan Samsung untuk tahu lebih banyak tentang.

Era digital telah membawa peluang revolusioner dan perubahan bisnis global. Grup SAMSUNG telah menanggapi perubahan ini dan saat ini sedang meningkatkan struktur bisnis, perspektif manajemen, dan budaya perusahaan untuk memenuhi standar global.
Di SAMSUNG, kita melihat setiap tantangan sebagai peluang, dan percaya bahwa kita sempurna diposisikan sebagai salah satu pemimpin yang diakui dunia di industri teknologi digital.

Komitmen kami menjadi "Best Dunia" telah memenangkan kami nomor satu pangsa pasar global untuk tiga belas produk kami. Targetnya adalah memiliki tiga puluh produk dinilai "produk nomor satu di dunia" pada tahun 2005, menambahkan TV digital, IMT 2000, dan printer ke daftar samsung saat ini pemimpin pasar dunia: semikonduktor, TFT-LCD, monitor dan ponsel CDMA.

Selalu selangkah lebih maju dan membuat kemajuan bersejarah dalam penelitian dan pengembangan lini semikonduktor kami secara keseluruhan, termasuk memori flash dan non-memori, kustom semikonduktor, DRAM dan SRAM. Salah satu contohnya adalah SAMSUNG Electronics, yang tetap menjadi salah satu dunia "10 besar" dalam paten AS selama empat tahun berturut-turut, dengan 13.000 peneliti yang mewakili US $ 1,7 miliar investasi dalam Penelitian dan Pengembangan.

Secara finansial, SAMSUNG berkomitmen untuk menjadi World's Best, dengan Kartu SAMSUNG, sebuah solusi pembayaran yang dipilih sebagai "Kartu Perusahaan Terbaik di Milenium Baru" oleh Master Card. Kartu SAMSUNG dijamin lebih dari 1 juta anggota dalam waktu satu tahun melalui pelepasan "Aha Loan Pass," kartu kredit-hanya pertama di Korea. Euromoney juga telah memilih SAMSUNG Securities sebagai "Perusahaan Keamanan Terbaik" untuk 3 tahun berturut-turut, dan SAMSUNG Life Insurance menempati peringkat "Perusahaan Terbesar ke-10" oleh Fortune's "Global 500" dalam kategori / Asuransi Jiwa Kesehatan.

Samsung juga secara aktif mempromosikan nilai merek, mesin utama pertumbuhan bisnis. Nilai merek SAMSUNG telah meningkat menjadi US $ 8310000000 di tahun 2002 dari US $ 6370000000 pada tahun 2001 dan telah diakui oleh Interbrand Corporation sebagai merek global paling cepat berkembang.

Samsung berhasil dalam mencapai daya saing global melalui terus meningkatkan struktur keuangan dan profitabilitas, karena kami memeriksa struktur organisasi kami sendiri Mengurangi biaya produksi dan bekerja keras untuk mempertahankan citra merek kami telah banyak menyumbang kemajuan kita, dan SAMSUNG Electronics telah dijamin rating kredit nasional dari S & P dan Moody's, sementara SAMSUNG Fire juga telah diakui oleh S & P untuk stabilitas dan potensi pertumbuhan, menerima nya kedua berturut-turut peringkat A.

Langkah cepat perkembangan samsung tercermin dalam filosofi manajemen samsung "Samsung akan mencurahkan sumber daya manusia dan teknologi untuk menciptakan produk unggulan dan jasa, sehingga turut menyumbang kepada masyarakat global yang lebih baik." partisipasi samsung dalam acara olahraga telah membantu mempromosikan semangat komunitas, serta kembali keuntungan perusahaan kepada masyarakat. Sebagai mitra Olimpiade Dunia di sektor peralatan nirkabel untuk Olimpiade Sydney 2000, SAMSUNG menyediakan 25.000 alat canggih telekomunikasi digital nirkabel termasuk ponsel. Kami juga melayani dalam kapasitas pada 1999 Olimpiade Musim Dingin Nagano, dan akan menjadi Mitra Olimpiade Dunia pada Olimpiade Torino 2006 dan Olimpiade Beijing 2008. SAMSUNG merupakan kontributor aktif Asian Games, Kompetisi Piala SAMSUNG Riding, Festival Lari SAMSUNG, SAMSUNG World Championship (US LPGA Tour), dan acara olahraga banyak lainnya di seluruh dunia.

Pada tahun 2000, SAMSUNG memulai program manajemennya dengan putaran baru dan bertujuan untuk tetap berada di depan gelombang besar perubahan digital yang kini melanda dunia. Kami mengharapkan tidak kurang dari untuk memimpin digitalisasi masyarakat dengan teknologi canggih kami, produk yang kompetitif, dan sumber daya manusia yang profesional.

Jadi Samsung didalam budaya kerja termasuk salah satu perusahaan terbaik yang memilih tema yang benar. Dan Samsung pun mnegeluaran dua tema utama, 'Philanthropism' dan 'Investasi Sosial'. Selain itu Samsung pun sudah menjadi world best dengan kartu millennium baru oleh master card.

Samsung juga sudah berhasil mencapai daya saing global dengan terus meningkatnya struktur dan probabilitas. Pada tahun 2000 sudah memasuki pangsa pasar rekor tinggi LCD monitor, Samsung Digital Imaging mengembangkan sebuah kamera digital yang inovatif hibrida, Dibangun ponsel terbesar di dunia yang dicatat dalam Guinness Book of World Record, Menerima "Manajemen Quality Award" di Malaysia


Referensi ;
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.samsung.com/hk_en/aboutsamsung/corporateprofile/history.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://annals.yonsei.ac.kr/news/articleView.html%3Fidxno%3D510

Jumat, 01 Oktober 2010

Mengenal Adat Istiadat Suku Baduy Dalam

Berjarak sekitar 120 kilometer dari Jakarta, kita akan menemukan kampung yang masih menjaga ketat adat istiadat. Tepatnya di daerah Lebak Rangkasbitung, kita akan menemukan perkampungan Baduy. Kampung di Baduy terletak di ketinggian 500 - 1.200 meter di atas permukaan laut dan berada di Pegunungan Kendeng yang merupakan daerah hulu Sungai Ciujung. Suku Baduy merupakan suku yang terletak di kampung Cibeo Kabupaten Lebak - Rangkasbitung. Kampung Cibeo adalah satu dari tiga kampung di Baduy Dalam (Baduy Kajeroan). Selain Cibeo, masih ada Kampung Cikartawana dan Kampung Cikeusik.

Didalam suku Baduy mereka menggunakan bahasa sunda dialek Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.

Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.

Pendapat mengenai asal-usul orang Kanekes berbeda dengan pendapat para ahli sejarah, yang mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti, catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok, serta cerita rakyat mengenai 'Tatar Sunda' yang cukup minim keberadaannya. Masyarakat Kanekes dikaitkan dengan Kerajaan Sunda yang sebelum keruntuhannya pada abad ke-16 berpusat di Pakuan Pajajaran (sekitar Bogor sekarang). Sebelum berdirinya Kesultanan Banten, wilayah ujung barat pulau Jawa ini merupakan bagian penting dari Kerajaan Sunda. Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar. Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman. Dengan demikian penguasa wilayah tersebut, yang disebut sebagai Pangeran Pucuk Umum menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan. Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang khusus tersebut tampaknya menjadi cikal bakal Masyarakat Baduy yang sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng tersebut (Adimihardja, 2000). Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup, yang mungkin adalah untuk melindungi komunitas Baduy sendiri dari serangan musuh-musuh Pajajaran.

Menurut Danasasmita dan Djatisunda (1986: 4-5) orang Baduy merupakan penduduk setempat yang dijadikan mandala' (kawasan suci) secara resmi oleh raja, karena penduduknya berkewajiban memelihara kabuyutan (tempat pemujaan leluhur atau nenek moyang), bukan agama Hindu atau Budha. Kebuyutan di daerah ini dikenal dengan kabuyutan Jati Sunda atau 'Sunda Asli' atau Sunda Wiwitan (wiwitann=asli, asal, pokok, jati). Oleh karena itulah agama asli mereka pun diberi nama Sunda Wiwitan. Raja yang menjadikan wilayah Baduy sebagai mandala adalah Rakeyan Darmasiksa.
Suku baduy dibagi menjadi 2 kelompok yaitu baduy dalam dan baduy luar. Baduy luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Baduy Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkanya warga Baduy Dalam ke Baduy Luar. Pada dasarnya, peraturan yang ada di baduy luar dan baduy dalam itu hampir sama, tetapi baduy luar lebih mengenal teknologi dibanding baduy dalam. Sedangkan Baduy Dalam yaitu masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka. Peraturan didalam suku Baduy menetapkan, bahwa di tanah keramat itu selalu harus berdiam 40 kepala keluarga. Jika lebih, kelebihannya itu disuruh ke luar, yaitu menjadi warga Baduy Luar. Baduy Luar hingga sekarang sebagai penghubung antara masyarakat Baduy Dalam dengan dunia luar. Di sana ada Jaro semacam kepala urusan birokrasi bagi orang luar yang akan masuk Baduy Dalam dan bertemu Girang Pu’un.

Berikut beberapa fakta tentang Baduy, diantaranya:

1. Kampung Kepuunan Baduy Dalam dipimpin oleh seorang Puun (baca: Pu’un). Puun setingkat dengan Presiden Republik Indonesia.
2. Tugas dan tanggung jawab Puun adalah memimpin kampung Baduy,
melestarikan dan mempertahankan adat istiadat Kepuunan Baduy dari pengaruh
luar.
3. Setiap kampung di Baduy Dalam dipimpin oleh seorang Puun. Ada tiga
kampung di Baduy Dalam.
4. Batas area masuk ke pekarangan rumah Puun pun diberi tanda. Sehingga
tak satu orangpun yang bisa melintas ke dalam pekarangan rumah Puun baik
orang luar maupun orang Baduy sendiri. Kecuali ada kepentingan warga Baduy
sendiri misalnya urusan perjodohan/dijodohkan dan juga pernikahan.
5. Usia kepemimpinan Puun tidak ada batasnya, sepanjang dia mampu. Dan
pergantian kepemimpian jatuh kepada garis keturunan Puun sebelumnya atau
tetua-tetua (olot) yang ditunjuk di kampung tersebut.
6. Setiap kampung memiliki seorang Lurah (Jaro) yang berada di bawah
Puun.
7. Hampir 100% kehidupan keseharian Baduy Dalam berada di ladang (huma)
dengan bertani. Terkadang jarang pulang malam ke rumah.
8. Aktivitas keseharian mereka adalah ke ladang dan ke ladang.
Bertani, bercocok tanam padi dan menanam buah-buahan.
9. Hasil panen padi tidak untuk dijual. Namun disimpan di lumbung yang
tingginya setengah meter dari permukaan tanah koko berdiri selama
bertahun-tahun dan untuk kehidupan keturunan selanjutnya serta kebutuhan
makan secukupnya.
10. Untuk urusan pacaran dilarang. Namun bila ada yang ingin menikah atau
dinikahkan, maka jodoh ada di tangan orang tua dan diresmikan oleh Puun dan
lalu dirayakan oleh seluruh warga. Tidak ada istilah menolak bila ingin
dijodohkan.
11. Keyakinan atau agama mereka adalah Sunda Wiwitan. Setiap warga percaya
dan menuruti perintah Sang Puun dan tetua-tetua jaman dahulunya.
12. Bila Anda ingin berkunjung dan meninggalkan alamat, jangan salah..
mereka akan datang berkunjung balik ke rumah Anda. Mereka datang dengan
berjalan tanpa alas kaki apalagi transportasi apapun. Durasi perjalanan
mereka tempus kurang lebih 3-4 hari. Bahkan, mereka selama berminggu-minggu akan
balik lagi ke rumah mereka.
13. Rata-rata kepala rumah tangga mereka sudah fasih berbahasa Indonesia.
Ini akibat pengaruh pengunjung dari luar yang berbahasa Indonesia selama
menginap sehingga mereka terbiasa mendengar dan lalu lancar. Bahasa
tradisional mereka adalah bahasa Sunda kasar.
14. Baik laki-laki maupun perempuan untuk seluruh usia tidak menggunakan
celana dalam.

Mereka biasa berkomunikasi dengan Gusti Allah dengan cara membakar kemenyan. Kemenyan yang dinyalakan dapat menimbulkan kontak batin secara langsung dengan-Nya. Mereka melakukan upacara-upacara adat sebagai wujud rasa terima kasih kepada-Nya. Orang-orang Baduy Dalam percaya adanya kehidupan setelah mati. Mereka percaya surga dan neraka itu ada. Wujud kepercayaan itu terlihat dalam tingkah laku dan perbuatan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mereka senantiasa berbuat jujur, menjauhi rasa iri, benci dan rasa-rasa lain yang dapat merusak kesucian jiwa mereka. Berbeda dengan ibadah umat Islam pada umumnya, mereka merayakan lebaran 3 kali dalam setahun. Sebelum merayakan lebaran, mereka melaksanakan puasa selama 3 hari dengan lama waktu setengah hari untuk setiap pelaksanaan puasa. Mereka menyebut puasa 3 hari itu dengan puasa 3 bulan. Adapun perayaan lebaran dinamakan upacara “Kawalun”. Suku Baduy Dalam tidak memperkenankan orang selain Islam memasuki kawasan Baduy Dalam. Hal ini disebabkan adanya kepercayaan bahwa tanah mereka adalah tanah yang suci tempat Adam pertama kali diturunkan ke bumi sebagai khalifah. Mereka berpendapat selain pemeluk agama Islam adalah orang kafir. Orang kafir tidak berhak menjejakkan kakinya di bumi Baduy Dalam.

Jadi dapat disimpulkan bahwa suku Baduy adalah suku yang dibagi menjadi 2 kelompok yang dimana 2 kelompok itu dsebut suku Baduy dalam dan Baduy Luar. Dimana suku baduy menggunakan bahasa Sunda dan mereka awalnya memuja lelembut atau roh halus dari nenek moyang mereka tetapi sekarang mereka menganut agama sunda wiwitan dan mereka menuruti semua perintah sang puun.

Ada pun perbedaan didalam suku baduy dalam dan baduy luar yaitu suku baduy dalam Dilarang keras menggunakan teknologi,alas kaki, dan tidak boleh menggunakan kendaraan. Sedangkan suku Baduy luar kebalikan dari suku Baduy Dalam. Didalam suku baduy tidak dikenal dengan istilah Pacaran tetapi mereka masih menganut ala “siti nurbaya” yaitu mereka harus mau djodohkan dan tidak boleh menolak. Suku baduy juga sangat senang dengan bercocok tanam, keseharian mereka pun hanya da diladang dan diladang saja.

Referensi :
http://www.facebook.com/topic.php?uid=115937170808&topic=16113
http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Kanekes
http://catatansaya.wordpress.com/2009/06/04/suku-baduy/
http://www.lawalataipb.netfirms.com/cerita/BADUY.htm
http://hotelcarita.com/baduy-tour.html

Senin, 14 Juni 2010

unsur - unsur Proposal

Unsur – unsur Proposal
Proposal atau usulan penelitian diperlukan untuk mengawali suatu kegiatan penelitian. Propsoal tersebut perlu dikaji atau dievaluasi oleh pembimbing penelitian atau evaluator dari pihak sponsor pemberi dana. Untuk memperlancar evaluasi atau kajian, proposal perlu mengikuti format tertentu dalam hal susunan isi, pengetikan, dan pengesahan (yang diminta oleh pembimbing atau evaluator).
Proposal penelitian adalah gambaran secara rinci tentang proses yang akan dilakukan oleh peneliti untuk dapat memecahkan suatu permasalahan penelitian. Proposal atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian yaitu suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Jadi, proposal dapat dikatakan juga sebagai suatu gambaran untuk mengawali suatu kegiatan yang diteliti oleh peneliti secara tertulis mengenai permasalahan penelitian ataupun rencana / rancangan suatu kegiatan penelitian.
Unsur-unsur Isi Proposal dan Keterkaitannya yaitu :
Secara umum, isi proposal penelitian meliputi.unsur-unsur sebagai berikut (menurut pedoman penulisan tesis yang dikeluarkan oleh Program Pascasacrajan UGM, 1997):
1. Judul
2. Latar belakang & perumusan permasalahan ( keasalian penelitian, dan faedah yang dapat diharapkan.
3. Tujuan dan lingkup penelitian
4. Tinjauan pustaka
5. Landasan teori
6. Hipotesis
7. Cara penelitian
8. Jadwal penelitian
9. Daftar pustaka
10. Lampiran
Adapun Keterkaitan antar unsur tersebut yaitu :
unsur-unsur proposal, yaitu: (a) rumusan permasalahan, (b) tinjauan pustaka, dan (c) cara penelitian. Rumusan masalah berfungsi mengarahkan fokus penelitian, sedangkan tinjauan pustaka merupakan dialog dengan khazanah ilmu pengetahuan, dan cara (metode) penelitian menjadi cetak biru (rancangan) untuk pelaksanaan penelitian. Karena ketiga unsur ini menjadi sentral dari isi proposal penelitian, maka bahasan dimulai dari ketiga unusr tersebut. Bahasan di bawah ini bersifat singkat, sedangkan bahasan yang lebih panjang lebar diberikan dalam bab-bab tersendiri.

Judul, Latar belakang, dan Rumusan Permasalahan
Bagian pertama atau awal sebuah proposal dimulai dengan (1) judul, disusul dengan
(2) latar belakang, (3) rumusan masalah, (4) keaslian penelitian, dan (5) faedah atau manfaat penelitian.
Judul proposal penelitian
Judul merupakan gerbang pertama seseorang membaca sebuah proposal penelitian. karena merupakan gerbang pertama, maka judul proposal penelitian perlu dapat menarik minat orang lain untuk membaca. Judul perlu singkat tapi bermakna dan tentu saja harus jelas terkait dengan isinya. Judul karya ilmiah berbeda dengan judul novel atau semacamnya dalam hal kejelasan kaitannya dengan isi. Judul novel cenderung menarik minat pembaca dengan mencerminkan suatu “misteri” tentang isinya sehingga pembaca tergelitik ingin tahu isinya. Bila memang judul tidak dapat dipersingkat, meskipun tetap panjang, maka judul dapat dibuat bertingkat, yaitu judul utama, dan anak judul. Penghalusan atau perubahan judul juga perlu mempertimbangkan bahwa judul tersebut akan diakses (dicari) dengan komputer, sehingga pakailah kata atau istilah yang umum dalam bidang ilmunya.

Latar belakang
Dalam bagian latar belakang ada dua pertanyaan perlu dijawab yaitu : Mengapa kita memilih permasalahan ini? Apakah ada opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian ini?
Untuk menjawab pertanyaan “mengapa kita memilih permasalahan ini?”, maka langkah pertama, kita perlu memilih bidang keilmuan yang kita ingin lakukan penelitiannya. Pemilihan bidang tersebut diteruskan ke sub-bidang dan seterusnya hingga sampai pada topik tertentu yang kita minati. Langkah kedua, kita perlu melakukan kajian terhadap pustaka berkaitan .kemajuan terakhir ilmu pengetahuan dalam topik tersebut—untuk mencari peluang pengembangan atau pemantapan teori. Minar maupun peluang tersebut seringkali didorong oleh isu nyata dan aktual—yang muncul di jurnal ilmiah terbaru atau artikel koran bermutu atau pidato penting dan aktual, atau direkomendasikan oleh penelitian sebelumnya.. Ini semua merupakan opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian yang diusulkan tersebut.
Rumusan permasalahan
Rumusan permasalahan perlu dituliskan secara singkat, jelas, mudah dipahami dan mudah dipertahankan. Rumusan yang tersamar terkandung dalam alinea tidak diharapkan karena memaksa pembaca untuk mencari sendiri dan menginterpretasikan sendiri bagian dari alinea atau kalimat-kalaimat yang bersifat rumusan permasalahan.

Keaslian penelitian
Pada dasarnya, perlu kita tunjukkan (dengan dasar kajian pustaka) bahwa permasalahan yang akan kita teliti belum pernah diteliti sebelumnya. Tapi bila sudah pernah diteliti, maka perlu kita tunjukkan bahwa teori yang ada belum mantap dan perlu diuji kembali. Kondisi sebaliknya juga berlaku, yaitu bila permasalahan tersebut sudah pernah diteliti dan teori yang ada telah dianggap mantap, maka kita perlu mengganti permasalahan (dalam arti: mencari judul lain).
Tujuan dan Lingkup Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan dengan kedudukan permasalahan penelitian dalam khazanah ilmu pengetahuan (yang tercermin dalam tinjauan pustaka). Kedudukan permasalahan dapat dilihat dari pandangan tertentu yang mempunyai lima macam kemungkinan, yaitu : ekplorasi (masih “meraba-raba”), deskripsi (menjelaskan lebih lanjut), eksplanasi (mengkonfirmasikan teori), prediksi (menjelaskan hubungan sebab-akibat), dan aksi (aplikasi ke tindakan). Pandangan yang lain menurut (Castetter dan Heisler, 1984: 9) membedakan tujuan penelitian (purpose of study) menjadi sembilan, yaitu: 1) mengkaji (examine), mendeskripsikan (describe), atau menjelaskan (explain) suatu fenomena unik; 2) meluaskan generalisasi suatu temuan tertentu; 3) menguji validitas suatu teori; 4) menutup kesenjangan antar teori (penjelasan, explanasions) yang ada; 5) memberikan penjelasan terhadap bukti-bukti yang bertentangan; 6) memperbaiki metodologi yang keliru; 7) memperbaiki interpretasi yang keliru; mengatasi kesulitan dalam praktek; 9) memperbarui informasi, mengembangkan bukti longitudinal (dari masa ke masa). Seringkali untuk mencapai tujuan memerlukan waktu yang “terlalu” lama atau memerlukan tenaga yang “terlalu” besar. Agar penelitian dapat dikelola dengan baik, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap pencapaian tujuan. Pembatasan tersebut dilakukan dengan membatasi lingkup penelitian. Pernyataan batasan lingkup ini juga berfungsi untuk lebih mempertajam rumusan permasalahan.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis dan bersifat diskusi tentang hasil-hasil penelitian sebelumnya dan terkait serta ilmu pengetahuan mutakhir (berupa pustaka) yang terkait dengan permasalahan. Tinjauan pustaka berbeda dengan resensi pustaka. Resensi pustaka membahas pustaka satu demi satu, sedangkan tinjauan pustaka membahas pustaka-pustaka per topik (bukan per pustaka), dalam bentuk debat atau diskusi antar pustaka tentang suatu topik tertentu. Menurut Castetter dan Heisler (1984), tinjauan pustaka berfungsi: 1) untuk mempelajari sejarah permasalahan penelitian (sehingga dapat ditunjukkan bahwa permasalahan tersebut belum pernah diteliti atau bila sudah pernah, teori yang ada belum mantap); 2) untuk membantu pemilihan cara penelitian (dengan belajar dari pengalaman penelitian sebelumnya); 3) untuk memahami kerangka atau latar belakang teoritis dari permasalahan yang diteliti (hasil pemahaman tersebut dituliskan tersendiri sebagai “Landasan Teori”); 4) untuk memahami kelebihan atau kekurangan studi-studi terdahulu (tidak semua penelitian menghasilkan temuan yang mantap); 5) untuk menghindarkan duplikasi yang tidak perlu (hasil fungsi ini dituliskan sebagai “Keaslian penelitian”); 6) untuk memberi penalaran atau alasan pemilihan permasalahan (hasil fungsi ini dituliskan sebagai “latar belakang”).

Landasan Teori dan Hipotesis
Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan. Catatan: untuk beberapa macam penelitian (missal penelitian yang berbasis paradigm fenomenologi) tidak boleh atau tidak perlu mempunyai landasan teori dan hipotesis..
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara (dugaan) terhadap permasalahan yang diteliti. Karena diangkat dari landasan teori, maka hipotesis merupakan “kesimpulan teoritik” (hasil perenungan teoritis) yang perlu diuji dengan kenyataan empirik. Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya, maka isi hipotesis harus bersifat dapat diuji atau dapat dikonformasikan.
Menurut Borg dan Gall (dalam Arikunto, 1998: 70), penulisan hipotesis perlu mengikuti persayaratan sebagai berikut:
a) dirumuskan secara singkat tapi jelas.
b) dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih;
c) didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau peneliti yang terkait (tercantum dalam landasan teori atau tinjauan pustaka).

Cara Penelitian dan Jadwal Penelitian
Secara umum, dalam cara penelitian perlu dijelaskan beberapa hal yaitu :
1. Ragam penelitian yang dianut ( Amirin, 1986:89, menyatakan sebagai “corak” penelitian) dapat dilihat bab “ragam penelitian”.
2. Variable – variable yang diteliti.
3. Sumber data (tempat variable berada, populasi dan sampelnya).
4. Instrument atau alat yang dipakai dalam pengumpulan data/survey (termasuk antara lain kuesioner_.
5. Cara pengumpulan data atau survey.
6. Cara pengolahan dan analisis data.
Butir ke 5 dan 6 di atas juga dicerminkan dalam bentuk jadwal penelitian. Jadwal penelitian menguraikan kegiatan dan waktu yang direncanakan dalam: (a) tahap-tahap penelitian, (b) rincian kegiatan pada setiap tahap, dan (c) waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tiap tahap. Jadwal dapat dipresentasikan dalam bentuk tabel/matriks atau uraian narasi.

Daftar Pustaka dan Lampiran
Daftar Pustaka memuat informasi pustaka-pustaka yang diacu dalam proposal penelitian. Kadangkala untuk menunjukkan bahwa peneliti membaca banyak pustaka, maka dalam daftar pustaka dituliskan juga pustaka-pustaka yang nyatanya tidak diacu dalam narasi proposal. Hal ini tidak dianjurkan untuk dilakukan, karena sudah umum bahwa peneliti tentu membaca banyak pustaka dalam rangka penelitiannya. Dalam daftar pustaka, biasanya, buku dan majalah tidak dipisahkan dalam daftar sendiri-sendiri. Untuk penulisan daftar pustaka terdapat banyak corak tata penulisan— ikutilah petunjuk yang berlaku dan terapkan corak tersebut secara konsisten.
Lampiran dapat diisi dengan materi yang “kurang penting” dalam arti “boleh dibaca atau tidak dibaca”. Biasanya lampiran memuat antara lain: kuesioner dan daftar sumber data yang akan dikunjungi atau diambil datanya. Sebaiknya jumlah halaman lampiran tidak terlalu banyak agar tidak terasa lebih penting dibanding dengan isi utamanya.

Ref : http://www.docstoc.com/docs/20978478/PENYUSUNAN-PROPOSAL-PENELITIAN
http://elqorni.wordpress.com/2009/06/27/unsur-unsur-proposal-penelitian/

Senin, 19 April 2010

PRA PENULISAN ILMIAH

Dalam pra penulisan Ilmiah kita harus mengetahui apa yang latar belakang dan maksud dari :

a. Hakikat Masalah
Berisi tentang suatu masalah yang akan kita bahas dalam penulisan ilmiah.

b. Sumber Masalah
Dalam menentukan sumber masalah dalam pra penulisan ilmiah dapat diangkat atau ditarik dari suatu masalah atau kejadian yang tepat untuk diteliti ?. Diantara sumber – sumber yang dimaksud adalah :
1. Fenomena Pendidikan di Ruang Kuliah, sekolah dan masyarakat.
Terdapat berbagai macam masalah yang timbul dan menarik untuk diangkat. Misalnya : bagaimanakah cara guru mengajar di kelas ?, bagaimana orang tua mengawasi anaknya dalam bergaul ?.
2. Perubahan Teknologi dan Pengembangan Kurikulum.
Pada perkembangan teknologi seperti sekarang ini dapat menimbulkan masalah yang menarik mengenai inovasi dalam pendidikan atau proses pembelajaran. Sebagai contoh : pengajaran melalui tv, pengajaran melalui pemprograman dan melalui permainan.
3. Pengalaman Akademis
Dengan adanya pengalaman akademis maka akan menimbulkan sikap bertanya terhadap pendidikan yang berlaku dimasyarakat. Sikap bertanya juga seharusnya efektif di dalam pengembangan pengenalan terhadap masalah.
4. Berkonsultasi dengan Dosen Pengajar
Dalam membuat pra penulisan ilmiah kita juga membutuhkan pengarahan dari dosen pengajara atau dosen pembimbing. Juga merupakan sumber dalam menemukan masalah penelitian.

c. Teknik merumuskan Masalah
Dalam teknik merumuskan masalah kita juga harus mempertimbangkan bagaimana cara dalam :
1. Pemilihan Topik
Topik yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang akan dijadikan sebagai bahan penulisan.
2. Penetapan Judul
Dalam penetapan judul ilmiah perlu difikirkan dengan baik karena judul tulisan merupakan aspek utama dan gambaran kecil dari pembahasan yang akan dibahas dan mendapat perhatian dari pembaca dan penilai karya ilmiah.
3. Latar Belakang
Dalam penulisan latar belakang, peneliti juga dapat memaparkan rangkuman hasil bacaan berupa hasil penelitian, hasil seminar atau diskusi ilmiah dan pengalaman peneliti sendiri yang mendukung topik penelitian. Oleh karena itu, peneliti boleh memunculkan masalah yang mungkin timbul dari topik sesuai dengan banyaknya variabel yang terkait dengan topik.
4. Rumusan masalah
Setiap penelitian harus mempunyai satu masalah pokok yang akan dibahas.
5. Tujuan Penelitian
Untuk mencari jawaban dari rumusan masalah yang akan dibahas.


d. Cara membuat Hipotesis yang Baik
Menurut Dahlan ( 2004 ) ada 5 tahapan yang harus diperhatikan dalam menentukan uji hipotesis yang baik dalam melakukan pengolahan data penelitian ilmiah :
1. Skala pengukuran
2. Jenis hipotesis
3. Jumlah Kelompok
4. Berpasangan atau tidaknya responden
5. Table silang

e. Ciri – ciri Hipotesis yang baik
Hipotesis yang baik memiliki empat ciri pokok yaitu :
1) hipotesis harus sesuai dengan pengetahuan yang sedang umum berlaku dalam suatu bidang.
2) hipotesisi harus tunduk pada konsistensi logika.
3) hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk sederhana.
4) Hipotesis harus dapat diuji. Bahwa hipotesis harus sesuai dengan pengetahuan yang umum berlaku adalah suatu hal yang jelas.

Ref :
http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/pemilihan-topik-latar-belakang-dan-perumusan-masalah/
http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2008/08/sumber-sumber-masalah-penelitian.html
http://www.fkep.unpad.ac.id/proses-belajar-mengajar/cara-cepat-menentukan-uji-hipotesis-penelitian.html/comment-page-1

Selasa, 06 April 2010

Penjelasan Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah menurut beberapa ahli yaitu :

Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

Sedangkan Ostle (1975), berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”

Adapun menurut Barnamid (1994:85), “ metode ilmiah adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu, maka usaha pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat mutlak.”

Adapun menurut George Kneller menegaskan bahwa metode ilmiah merupakan struktur rasional dari penyelidikan ilmiah yang disitu pangkal-pangkal duga disusun dan diuji.

Sedangkan Harold Titus menyatakan pula bahwa metode ilmiah merupakan proses atau langkah untuk memperoleh pengetahuan.

Maka dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah atau dsebut juga sebagai proses ilmiah merupakan proses keilmuan atau langkah untuk memperoleh pengetahuan, sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu dari penyelidikan ilmiah yang disusun untuk diuji.

Didalam menuyusun metode ilmiah atau proses ilmiah dibutukan beberapa langkah – langkah yaitu :

• Observasi Awal
Yaitu untuk mengumpulkan informasi atau data – data segala sesuatu yang berhubungan dengan topic yang akan dibahas, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang behubungan dengan topic yang akan dipakai.
Sebagai contoh :
1. Mengunakan referensi seperti buku, jurnal, artikel, Koran dll..
2. Kumpulkan informasi dari para ahli seperti insinyur, peneliti, dll..


• Mengidentifikasi Masalah
Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan bukan dengan jawaban ya atau tidak.

• Merumuskan atau Menyususn Hipotesis
Hipotesis yaitu suatu dugaan sementara mengenai penyelesaian masalah yang diajukan dalam penulisan karya ilmiah. Hipotesis dinyatakan sebelum peneliti seksama atas topic karya ilmiah. Oleh karena itu, hipotesis ini perlu diuji terlebih dahulu, perlu diingat apabila hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan adalah salah.

• Melakukan Eksperimen
Yaitu suatu proses untuk menguji hipotesis yang akan diajukan. Perhitungkan semua variable yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Di dalam melakukan eksperimen ada tiga jenis variable yang perlu diperhatikan yaitu : variable bebas, variable terikat dan variable control.

• Menyimpulkan Hasil Eksperimen
Suatu pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Untuk menghasilkan eksperimen yang berentangan dengan hipotesis termasuk didalamnya. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.

Dengan catatan jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis jangan ubah hipotesis, jangan abaikan hasil eksperimen, berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai, berikan cara – cara yang mungkin dilakukan selanjutanya untuk menemukan penyebab ketidakpastian.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun suatu metode ilmiah atau bisa dsebut juga sebagai penulisan ilmiah harus melalui langkah – langkah yang dijelaskan di atas.

Ref:
http://mipasmk20.blogspot.com/2009/07/metode-ilmiah.html
http://khaerul21.wordpress.com/2009/03/25/metode-ilmiah/

Jumat, 19 Maret 2010

Definisi mengenai Karya Ilmiah

Karya ilmiah dapat disebut juga sebagai karangan ilmiah atau laporan ilmiah. Menurut beberapa ahli karangan ilmiah yaitu :

a. Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar.

b. Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi dijelaskan bahwa karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.

c. Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan di publikasikan dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah hasil penelitian atau pengkajian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang atau sebuah tim yang sistematis berdasarkan pada metode ilmiah, etika keilmuan, memenuhi kaidah dan menurut metodolog penulisan yang baik dan benar agar mendapatkan kawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang ada.

Adapun didalam karya ilmiah ada beberapa macam dari karya ilmiah tersebut, seperti :

1. Makalah ( dalam seminar atau symposium ) yaitu suatu karya ilmiah yang membahas suatu pokok permasalahan yang digunakan sebagai hasil penelitian yang disampaikan secara ilmiah ( seminar ).

2. Artikel yaitu suatu karya tulis atau karangan yang dimuat dalam media massa, karangan yang bertujuan untuk meyakinkan,membahas isu – isu tertentu, mendidik, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat.

3. Skripsi ( tugas akhir ) yaitu karya ilmiah yang ditulis berdasarkan suatu hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dapat dipertahankan di depan sidang ujian dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.

4. Tesis yaitu karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister dan mencoba membahas mengungkapkan persoalan ilmiah secara kristis.

5. Disertasi yaitu karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.).

Dalam membuat suatu karya ilmiah ada 4 ciri – ciri yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :

a. Struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal yaitu pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.


Apapun jenis karya ilmiah yang ditulis oleh ilmuwan atau penulis lainnya tetap mempunyai manfaat yang berarti bagi pembaca. Manfaat dari karya ilmiah yaitu :

1. Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan / kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.

2. Menulis ilmiah memerlukan literatur, buku-buku ilmiah, kamus, ensiklopedia yang disusun tertib.

3. Pada hakikatnya sebuah karangan ilmiah yaitu laporan tentang suatu kebenaran yang diperoleh dari hasil suatu penelitian.

4. Dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab pembahasan yang berfungsi menganalisis, memecahkan dan menjawab setiap permasalahan sampai tuntas hingga ditemukan sebuah jawaban.

5. Karena didalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab landasan teori atau kerangka teoritis yang berfungsi memaparkan teori – teori para ahli serta mengomentari atau mengkritiknya untuk memperkuat argumen penulis.

6. Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus jelas atau harus bermakna tunggal tidak boleh ambigu), penempatan gatra ( unsure fungsional dalam kalimat harus lengkap dan tepat) dan diksi atau pilihan kata harus tepat.

Referensi :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090730182538AAjuvVy
http://fuad30.blog.friendster.com/2008/10/karya-ilmiah/
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/bahasa-indonesia/pengertian-karya-ilmiah
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-jenis-karya-ilmiah-sikap-ilmiah-dan-kesalahan-dalam-penulisan-ilmiah/
http://id.shvoong.com/humanities/1914052-manfaat-menulis-ilmiah/

Minggu, 14 Maret 2010

Penalaran Induktif

Penalaran yaitu suatu proses berfikir dimana didalam proses berfikir tersebut sangat bertolak berlakang dari pengamatan indera yang dapat menghasilkan suatu konsep dan pengertian. Didalam suatu penalaran dikenal juga menalar yaitu dimana terbentuknya suatu proposisi – proposisi atau semacam gagasan, ide yang sejenis berdasarkan jumlah proposisi yang dianggap benar, beberapa orang menyimpulkan bahwa sebuah proposisi atau gagasan yang baru sebelumnya tidak diketahui.

Metode induktif merupakan kebalikan dari metode deduktif yaitu suatu penalaran yang digunakan dalam berfikir suatu peristiwa khusus dengan bertolak dari hal – hal yang khusus ke umum. Didalam penalaran induktif sangat berkaitan erat dengan pengamatan inderawi atau disebut juga observasi. Untuk melakukan penelitian tidak harus memiliki konsep yang canggih tetapi cukup dengan mengamati dan dari pengamatan tersebut kita mendapatkan suatu kesimpulan yang berlaku umum.

Sebagai contoh : Masyarakat Indonesia umumnya dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.

Bentuk-bentuk didalam Penalaran Induktif :
a. Generalisasi : Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.

b. Analogi : membandingkan 2 hal yang berbeda dengan mencari kesamaan atau perumpamaan.
Contoh dari analog yaitu :
Susi adalah anak yang pintar oleh karena itu susi dapat lulus dengan nilai yang baik.

c. Kausal : Hubungan kausal : penalaran yang diperoleh dari suatu gejala yang saling berhubungan satu sama lainnya.

Adapun macam – macam hubungan kausal :
1) Sebab- akibat.
Orang membuang sampah sembarangan di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.

2) Akibat – Sebab.
Sisil sakit kali ini disebabkan dia kemarin hujan saat pulang sekolah.

Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.2

Pengertian Penalaran Deduktif

Apakah kalian tau apa yang dimaksud dengan penalaran??? Disini saya akan menjelaskan apa itu penalaran.

Penalaran yaitu suatu proses berfikir dimana didalam proses berfikir tersebut sangat bertolak berlakang dari pengamatan indera yang dapat menghasilkan suatu konsep dan pengertian. Didalam suatu penalaran dikenal juga menalar yaitu dimana terbentuknya suatu proposisi – proposisi atau semacam gagasan, ide yang sejenis berdasarkan jumlah proposisi yang dianggap benar, beberapa orang menyimpulkan bahwa sebuah proposisi atau gagasan yang baru sebelumnya tidak diketahui.

Di dalam penalaran terdapat metode yaitu metode deduktif. Dimana pengertiannya sebagai berikut :
Metode deduktif merupakan suatu prosedur dimana yang menerapkan suatu peristiwa atau hal – hal yang umum dimana telah diketahui atau diyakini dan berakhir pada suatu kesimpulan yang yang bersifat lebih khusus. Didalam suatu penalaran deduktif dapat kita ketahui yaitu metode ini diawali dari suatu pembentukan teori, hipotesa, definisi operasional, instrument dan operasionalisasi. Dimana dengan kata lain, untuk kita dapat memahami suatu gejala atau peristiwa terlebih dahulu kita harus mengetahui konsep dan teori tentang gejala atau peristiwa tersebut dan selanjutnya kita lakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konsep dan teori merupakan salah satu kata kunci untuk memahami suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.

Sebagai contoh : generalisasi

Radio yaitu suatu benda elektronik yang membutuhan listrik sebagai daya operasi.
Didalam penalaran deduktif dapat ditarik kesimpulan bahwa secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang disebut dengan silogisme. Silogisme dapat disebut juga sebagai premis yang kemudian premis dibagi menjadi dua yaitu premis mayor dan premis minor.

Berikut adalah contoh dari premis mayor dan minor :
Semua mahluk hidup perlu makan untuk mempertahanka hidupnya (Premis mayor)
Joko adalah seorang mahluk hidup (Premis minor)

Jenis – jenis penalaran deduktif yaitu :
a. Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
b. Silogisme Hipotesis: Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
c. Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
d. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Beberapa Konsep dan simbol dalam penalaran yaitu :
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan suatu simbol. Dimana simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud dalam penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah suatu kalimat (kalimat berita) dan menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Berdasarkan keterangan diatas bahwa tiga bentuk didalam pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi tersebut digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari suatu rangkaian pengertian.

Didalam penalaran ada beberapa syarat – syarat kebenaran dalam penalaran yaitu :
Jika seseorang melakukan penalaran maka orang tersebut menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penalaran induktif dan deduktif sangat berkaitan erat dalam mengadakan suatu karya ilmiah yang dapat digunakan secara bersama – sama.

Referansi :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/penalaran-deduktif-4/
http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-sejarah-dan-macam-macam-logika/
http://rozi.ngeblogs.com/archives/13
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.enjang-ruhiat.web.ugm.ac.id/?p=8
http://sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.2