Senin, 19 April 2010

PRA PENULISAN ILMIAH

Dalam pra penulisan Ilmiah kita harus mengetahui apa yang latar belakang dan maksud dari :

a. Hakikat Masalah
Berisi tentang suatu masalah yang akan kita bahas dalam penulisan ilmiah.

b. Sumber Masalah
Dalam menentukan sumber masalah dalam pra penulisan ilmiah dapat diangkat atau ditarik dari suatu masalah atau kejadian yang tepat untuk diteliti ?. Diantara sumber – sumber yang dimaksud adalah :
1. Fenomena Pendidikan di Ruang Kuliah, sekolah dan masyarakat.
Terdapat berbagai macam masalah yang timbul dan menarik untuk diangkat. Misalnya : bagaimanakah cara guru mengajar di kelas ?, bagaimana orang tua mengawasi anaknya dalam bergaul ?.
2. Perubahan Teknologi dan Pengembangan Kurikulum.
Pada perkembangan teknologi seperti sekarang ini dapat menimbulkan masalah yang menarik mengenai inovasi dalam pendidikan atau proses pembelajaran. Sebagai contoh : pengajaran melalui tv, pengajaran melalui pemprograman dan melalui permainan.
3. Pengalaman Akademis
Dengan adanya pengalaman akademis maka akan menimbulkan sikap bertanya terhadap pendidikan yang berlaku dimasyarakat. Sikap bertanya juga seharusnya efektif di dalam pengembangan pengenalan terhadap masalah.
4. Berkonsultasi dengan Dosen Pengajar
Dalam membuat pra penulisan ilmiah kita juga membutuhkan pengarahan dari dosen pengajara atau dosen pembimbing. Juga merupakan sumber dalam menemukan masalah penelitian.

c. Teknik merumuskan Masalah
Dalam teknik merumuskan masalah kita juga harus mempertimbangkan bagaimana cara dalam :
1. Pemilihan Topik
Topik yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang akan dijadikan sebagai bahan penulisan.
2. Penetapan Judul
Dalam penetapan judul ilmiah perlu difikirkan dengan baik karena judul tulisan merupakan aspek utama dan gambaran kecil dari pembahasan yang akan dibahas dan mendapat perhatian dari pembaca dan penilai karya ilmiah.
3. Latar Belakang
Dalam penulisan latar belakang, peneliti juga dapat memaparkan rangkuman hasil bacaan berupa hasil penelitian, hasil seminar atau diskusi ilmiah dan pengalaman peneliti sendiri yang mendukung topik penelitian. Oleh karena itu, peneliti boleh memunculkan masalah yang mungkin timbul dari topik sesuai dengan banyaknya variabel yang terkait dengan topik.
4. Rumusan masalah
Setiap penelitian harus mempunyai satu masalah pokok yang akan dibahas.
5. Tujuan Penelitian
Untuk mencari jawaban dari rumusan masalah yang akan dibahas.


d. Cara membuat Hipotesis yang Baik
Menurut Dahlan ( 2004 ) ada 5 tahapan yang harus diperhatikan dalam menentukan uji hipotesis yang baik dalam melakukan pengolahan data penelitian ilmiah :
1. Skala pengukuran
2. Jenis hipotesis
3. Jumlah Kelompok
4. Berpasangan atau tidaknya responden
5. Table silang

e. Ciri – ciri Hipotesis yang baik
Hipotesis yang baik memiliki empat ciri pokok yaitu :
1) hipotesis harus sesuai dengan pengetahuan yang sedang umum berlaku dalam suatu bidang.
2) hipotesisi harus tunduk pada konsistensi logika.
3) hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk sederhana.
4) Hipotesis harus dapat diuji. Bahwa hipotesis harus sesuai dengan pengetahuan yang umum berlaku adalah suatu hal yang jelas.

Ref :
http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/pemilihan-topik-latar-belakang-dan-perumusan-masalah/
http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2008/08/sumber-sumber-masalah-penelitian.html
http://www.fkep.unpad.ac.id/proses-belajar-mengajar/cara-cepat-menentukan-uji-hipotesis-penelitian.html/comment-page-1

Selasa, 06 April 2010

Penjelasan Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah menurut beberapa ahli yaitu :

Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

Sedangkan Ostle (1975), berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”

Adapun menurut Barnamid (1994:85), “ metode ilmiah adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu, maka usaha pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat mutlak.”

Adapun menurut George Kneller menegaskan bahwa metode ilmiah merupakan struktur rasional dari penyelidikan ilmiah yang disitu pangkal-pangkal duga disusun dan diuji.

Sedangkan Harold Titus menyatakan pula bahwa metode ilmiah merupakan proses atau langkah untuk memperoleh pengetahuan.

Maka dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah atau dsebut juga sebagai proses ilmiah merupakan proses keilmuan atau langkah untuk memperoleh pengetahuan, sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu dari penyelidikan ilmiah yang disusun untuk diuji.

Didalam menuyusun metode ilmiah atau proses ilmiah dibutukan beberapa langkah – langkah yaitu :

• Observasi Awal
Yaitu untuk mengumpulkan informasi atau data – data segala sesuatu yang berhubungan dengan topic yang akan dibahas, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang behubungan dengan topic yang akan dipakai.
Sebagai contoh :
1. Mengunakan referensi seperti buku, jurnal, artikel, Koran dll..
2. Kumpulkan informasi dari para ahli seperti insinyur, peneliti, dll..


• Mengidentifikasi Masalah
Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan bukan dengan jawaban ya atau tidak.

• Merumuskan atau Menyususn Hipotesis
Hipotesis yaitu suatu dugaan sementara mengenai penyelesaian masalah yang diajukan dalam penulisan karya ilmiah. Hipotesis dinyatakan sebelum peneliti seksama atas topic karya ilmiah. Oleh karena itu, hipotesis ini perlu diuji terlebih dahulu, perlu diingat apabila hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan adalah salah.

• Melakukan Eksperimen
Yaitu suatu proses untuk menguji hipotesis yang akan diajukan. Perhitungkan semua variable yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Di dalam melakukan eksperimen ada tiga jenis variable yang perlu diperhatikan yaitu : variable bebas, variable terikat dan variable control.

• Menyimpulkan Hasil Eksperimen
Suatu pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Untuk menghasilkan eksperimen yang berentangan dengan hipotesis termasuk didalamnya. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.

Dengan catatan jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis jangan ubah hipotesis, jangan abaikan hasil eksperimen, berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai, berikan cara – cara yang mungkin dilakukan selanjutanya untuk menemukan penyebab ketidakpastian.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun suatu metode ilmiah atau bisa dsebut juga sebagai penulisan ilmiah harus melalui langkah – langkah yang dijelaskan di atas.

Ref:
http://mipasmk20.blogspot.com/2009/07/metode-ilmiah.html
http://khaerul21.wordpress.com/2009/03/25/metode-ilmiah/